Karakter Orang Yang
Percaya Diri
1. Berani mengambil sikap dan tidak
takut salah.
Orang
sombong cenderung mengambil posisi untuk kemudian memberitakan kesombongan, dan
selalu mengabaikan perbedaan pendapat atau sudut pandang orang lain. Orang
seperti ini juga menggunakan pikirannya untuk membenarkan semua kesombongan
atau ketidakbisaannya sendiri dengan menyatakan sikap tidak bisa menerima
kesalahan.
Perilaku-perilaku
ini bukanlah tanda kepercayaan diri. Sebab orang yang benar-benar yakin akan
dirinya sendiri tidak keberatan terbukti salah. Mencari tahu apa yang benar
adalah jauh lebih penting daripada menjadi benar. Dan ketika mereka salah,
mereka tetap bisa menerima kenyataannya. Orang yang benar-benar percaya
diri menyadari bahwa dirinya tidak mempunyai semua jawaban dan bisa juga salah.
2. Lebih banyak mendengar dibanding
Bicara.
Membual
adalah satu topeng atas ketidakbisaan. Orang yang percaya diri lebih banyak
tenang dan sederhana. Mereka sudah tahu apa yang mereka pikirkan, dan mereka
ingin tahu juga apa yang Anda pikirkan.
Orang
percaya diri akan mengeluarkan pertanyaan terbuka dan memberikan kebebasan
orang lain untuk menjadi dewasa, lebih bijaksana dan mawas diri. Orang-orang
seperti ini memberikan kenyamanan dengan memberikan pertanyaan yang membuat
Anda senang untuk menjawab. Orang percaya diri mampu menempatkan situasi orang
lain ke dalam dirinya, bagaimana kiranya bila situasi itu menjadi situasinya.
Orang yang
percaya diri menyadari bahwa mereka tahu banyak, tetapi mereka berharap bisa
menjadi tahu lebih banyak, dan mereka tahu satu-satunya cara untuk belajar
lebih banyak adalah dengan mendengarkan.
3. Memberi cahaya pada orang lain.
Orang yang
percaya diri bisa melakukan sebagian besar pekerjaannya, mampu pula mengatasi
kendala utama dalam permasalahannya. Sesekali akan terlihat menjadi sebuah
individu yang berbeda, apalagi saat sedang menjadi sebuah bagian dari kerja
tim. Orang percaya diri akan banyak memberi solusi.
Kepercayaan
diri akan membawa diri tidak peduli atas kebanggaan atau kemuliaan (setidaknya
mereka tidak menunjukkan hal itu) puja-puji orang lain atas pencapaian atas apa
yang diraihnya. Baginya, cukup tahu dan mencoba menjadi lebih baik lagi. Karena
validasi dari orang lain tidak dibutuhkannya, validasi sejati berasal dari
dalam diri sendiri.
Oleh
karenanya orang-orang yang benar-benar percaya diri akan berdiri kembali dan
merayakan keberhasilan mereka melalui orang lain. Berdiri kembali dan
membiarkan orang lain lebih bersinar, ini juga bisa menjadi dorongan
kepercayaan diri yang membantu orang lain untuk benar-benar percaya diri juga.
4. Bebas meminta bantuan.
Banyak orang
merasa meminta bantuan adalah tanda kelemahan, tersirat dalam permintaan adalah
kurangnya pengetahuan, keterampilan, atau pengalaman.
Orang yang
percaya diri berani untuk mengakui kelemahan. Mereka bisa dengan ringan meminta
orang lain untuk membantu. Ini juga salah satu ciri orang yang hebat, bisa
ringan meminta bantuan dan ringan membantu orang lain.
5. Berpikir, “Mengapa?”
Banyak orang
merasa mereka harus menunggu: Untuk dipromosikan, untuk dipekerjakan, yang akan
dipilih, untuk dipilih.
Tapi tidak
dengan orang yang penuh percaya diri, mereka tahu bahwa akses hampir universal.
Mereka dapat terhubung dengan hampir semua orang melalui mediasosial. Mereka tahu bahwa mereka dapat
menarik dana mereka sendiri, menciptakan produk-produk mereka sendiri,
membangun hubungan dan jaringan mereka sendiri, memilih jalan mereka sendiri –
mereka dapat memilih untuk mengikuti kursus apa pun yang mereka inginkan.
Dan
perlahan, tanpa menarik perhatian, orang-orang seperti ini pergi keluar dan
melakukannya.
6. Tidak bertumpu pada orang lain.
Secara umum,
orang-orang yang suka bergosip, yang ingin berbicara buruk tentang orang lain,
melakukannya karena mereka berharap dengan perbandingan untuk membuat diri
mereka terlihat lebih baik.
Perbandingan,
orang yang benar-benar percaya diri membuat orang lain adalah seseorang yang
akan diharapkan menjadi sesuatu di suatu hari.
7. Tidak takut untuk terlihat bodoh
Orang yang
percaya diri tidak takut untuk terlihat bodoh. Entah dengan cara berpakaian
ataupun dengan cara berpikirnya. Mereka tidak keberatan untuk berada dalam
situasi apapun.
(Dan
anehnya, orang cenderung menghormati Anda lebih banyak ketika Anda melakukannya
apa adanya)
8. Memahami kesalahan.
Keramaian,
cenderung membentuk banyak opini. Opini yang bisa menjadi palsu bisa menjadi
benar. Setiap pribadi juga bisa mengembang biakkan kepalsuan, keyakinan, ketulusan
dan kejujurannya masing-masing.
Dan orang
yang memiliki kepercayaan diri, mereka mampu mengakui kesalahan mereka. Mereka
tidak keberatan melayani banyak hal, tidak pula keberatan menjadi sumber tawa
bagi orang lain maupun untuk dirinya sendiri.
Ketika Anda
benar-benar percaya diri, Anda tidak keberatan sesekali “terlihat buruk”. Anda
menyadari bahwa ketika Anda tulus dan bersahaja, orang tidak menertawakan Anda.
9. Memiliki orang yang benar-benar
peduli.
Anda mungkin
memiliki follower di Twitter sebanyak 10k? Kemudian membengkak dan makin
banyak. Anda mungkin memiliki 20k teman Facebook? Keren. Sebuah jaringan
profesional dan sosial ratusan atau bahkan ribuan? Itu bagus.
Tapi, itu
juga artinya tidak selalu berbanding lurus dengan kepercayaan dan rasa hormat
dari beberapa orang dalam hidup Anda yang benar-benar penting.
Karakteristik Lain Orang Percaya Diri
:
1.
Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, hingga
tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, ataupun rasa hormat orang
lain.
2.
tidak terdoronng untuk menunjukkan sikap
konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok.
3.
berani menerima dan menghadapi penolakan orang
lain dan berani menjadi diri sendiri.
4.
mempunyai pengendalian diri yang baik (tidak
moody dan emosinya stabil).
5.
Memandang keberhasilan atau kegagalan,
tergantung dari usaha sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan
serta tidak tergantung/mengharapkan bantuan orang lain.
6.
mempunyai cara pandang yang positif terhadap
diri sendiri, orang lain, dan situasi di luar dirinya.
7.
memiliki harapan yang realisti terhadap diri
sendiri sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi
positif dirinya dan situasi yang terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar