Terimakasih Bunda
Di sebuah rumah tinggallah
seorang keluarga yang beranggotakan Ayah,Bunda,dan Adel.
Ayah yang selalu sibuk bekerja dan pergi ke luar kota
menyebabkan Bunda dan Adel tinggal berdua di rumah.
Adel yang bersifat baik tetapi
sering berkelakuan manja sehingga sering sekali meminta hal yang tidak bisa
bundanya belikan. Bundanya selalu berusaha untuk tidak memanjakan Adel tetapi
sifatnya sangat sulit untuk di rubah.
Setiap ada handphone keluaran
baru, Adel selalu minta belikan kepada bundanya dan bundanya menurutinya ketika
bunda punya uang kalau bunda tidak punya uang maka bunda tidak membelikan
keinginan Adel.
Pada saat Adel di sekolah dan
mulai memasuki kelasnya, di kelasnya terlihat banyak teman-temmannya yang
mengerubungi Vika, Adelpun penasaran dan
melihat ada apa dengan Vika. Ternyata Vika mempunyai handphone keluaran baru
dan canggih. Adel juga ingin mempunyai handphone baru tapi takut sama bundanya
tidak di belikan.
Saat melihat Adel, Rila yang
juga teman Adel menghampirinya dan bertanya kepada Adel.
“Vika mempunyai handphone baru
Del, canggih lagi pokoknya bagus dehh ! Kamu udah punya belum “ tanya Rila kepada Adel.
“Belum, nanti aku mau minta
belikan aja ke bunda” jawab Adel.
Saat pulang sekolah, Adel segera
pulang ke rumah. Ketika sampai di rumah Adel langsung memanggil bundanya.
“Bundaa..bunda..” teriak Adel .
“Ada apa sih teriak-teriak”
jawab bunda.
“Bunda, Adel
mau ganti handphone yang baru, teman Adel sudah beli masak Adel belum
sih” ucap Adel kepada bunda.
“Bunda masih belum punya uang
Del. Lagi pula kamu kan sudah beli handphone 3 bulan yang lalu, masak mau ganti
lagi” sahut bunda.
“Pokoknya Adel mau ganti handphone
baru bunda” rengek Adel
“Kalau tidak ya tidak Adel” ucap
bunda.
Adel yang kesal sama bundanya
langsung masuk ke kamar dan tidak mau makan sebelum di belikan handphone oleh
bundanya. Bunda menyuruh Adel makan
tetapi Adel tidak mau.
“Adel sayang ayo makan dulu
nanti sakit” ucap bunda kepada Adel yang berada di dalam kamar.
“Gak mau Adel gak mau makan
sebelum di belikan handphone baru” teriak Adel
“Iya nanti kalau bunda sudah
punya uang, bunda belikan handphone baru” sahut bunda.
Akhirnya Adel mau keluar dan
makan. Ketika di ruang makan Adel bertanya kepada bunda.
“Bunda, kapan Adel yang mau di
belikan handphone?” ucap Adel
“Nanti kalau bunda sudah punya
uang ya” ujar bunda
Adel masih tidak mau kalau
bundanya masih belum pasti untuk membelikannya handphone baru atau tidak.
Akhirnya ketika selesai makan Adel mempunyai rencana.
“Ahaa aku punya ide. Aku akan
ceburin handphoneku ke air dan ahandphoneku akan rusak, jadi bunda akan
membelikanku handphone baru” ucap Adel dalam hati
Akhirnya Adel menjalankan
rencananya. Pertama Adel pura-pura mau buang air kecil ke kamar mandi dan pada
saat itu juga Adel menceburkan handphonenya ke dalam air sehingga handphonenya
rusak. Adelpun menghampiri bundanya yang ada di dapur.
“Bundaa handphone Adel rusak
tadi tercebur di bak mandi. Gimana ini bundaa, belikan yang baru ya bunda” ujar
Adel kepada bundanya yang sedang mencuci piring.
“Kok bisa tercebur air sih Del.
Kamu sih gak hati-hati, bunda sekarang masih tidak punya uang jadi kamu gak
usah pg=egang handphone dulu. Lagi pula handphone itu rusak gara-gara kamu
juga” jawab bunda.
“Bunda kok gitu sihh, Adel gak
mau kalau gak pegang handphone” ucap Adel.
Dengan perasaan menyesal karena
merusak handphonenya maka Adelpun masuk ke kamarnya. Dan keesokan harinya di
sekolah Adel tidak memegang handphone karena handphonenya rusak. Rilapun
bertanya pada Adel.
“Adel kenapa kamu tidak memegang
handphone” Tanya Rila
“Handphoneku rusak” jawab Adel
singkat
Saat pulang sekolah Adel
benar-benar kesal terhadap bundanya dan ketika sampai di rumah Adel langsung
masuk kamarnya.
Adel yang semula nonton televise
di kamarnya, tiba-tiba mendengar suara gelas jatuh. Adel kaget dan mengira
bahwa itu ulah kucing.
Ketika Adel keluar kamar dan
hendak mengambil minuman yang ada di ruang tamu, betapa terkejutnya Adel
melihat bundanya terbaring di sofa ruang tamu. Adel kaget dan langsung
menghampiri bundanya yang sudah lemas, dan pada saat itu juga Adel melihat ada
sebuah kertas yang ada di bawah meja, diambillah kertas tersebut dan di
bacanya. Alangkah terkejutnya Adel kletika membaca tulisan yang ada di kertas
tersebut yang bertuliskan bahwa bundanya mengidap penyakit kanker rahim stadium
2.
“Bundaaa jangan tinggalin Adel
bundaa, Adel minta maaf karena Adel
sering nyusahin bunda..bunda bangun bundaaa bangun” teriak Adel
Adel langsung menangis dan
memeluk bundanya dan segera keluar rumah dan meminta tolong kepada tetangga-tetangga
di sekitarnya. Pada saat itu Adel sangat panik dan sedih melihat bundanya di
bawa ke rumah sakit.
Adelpun menelpon ayahnya dan
membertahu bahwa bunda masuk rumah sakit. Ayahnya yang sedang bekerja di luar
kota langsung menyusul bunda yang ada di rumah sakit.
“Halo ayah, ayah bunda yah,
bunda pingsan dan masuk rumah sakit” suara Adel di telepon sambil menangis
“Emang kenapa bunda Del ada apa
sama bunda Del” jawab ayah
“Pokoknya ayah cepet pulang deh
kasian bunda yah” ucap Adel yang sambil menangis semakin menjadi-jadi
“Iya iya ayah akan pulang
sekarang juga” ucap ayah dan Adel segera menutup teleponnya dan pergi ke rumah
sakit beserta salah satu tetangganya.
Ketika di rumah sakit Adel selalu menunggu bunda dan
ketika bunda sadar, Adel langsung memeluk bundanya dan meminta maaf kepada
bundanya.
“Bunda, Adel minta maaf selama
ini Adel sering nyusahin bunda. Minta belikan ini dan itu. Adel janji bahwa
Adel tidak akan nyusahin bunda lagi” ucap Adel
“Iya Adel, bunda gak marah sama
Adel asalkan Adel berubah ya sikapnya” ucap bunda
“Iya bunda Adel janji bunda
kalau Adel akan berubah. Terimakasih bunda, bunda baik banget” ujar adel sambil
memeluk bundanya.
Ketika bundanya keluar dari
rumah sakit, Adel selalu menemani bundanya jika periksa dan berobat ke dokter.
Setelah beberapa bulan, bundapun sembuh dan bebas dari kanker rahim.
Saat bunda sehat kembali, bunda
selalu mengajari Adel bgaimana bersikap lebih baik dan cara menabung. Adelpun berubah sikap menjadi lebih baik dan
tidak manja lagi. Bahkan Adel selalu mendapatkan nilai tertinggi di kelasnya.Adelpun
mengerti akan ketidakmampuan orang tuanya untuk menuruti semua keinginannya dan
Adel sangat berterimakasih kepada
bundanya karena bundanya sudah mengajarkan Adel tentang segala hal.
“Terimakasih Bunda”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar