Rabu, 18 Maret 2015

Cerpen Bahasa Indonesia

Terimakasih Bunda
Di sebuah rumah tinggallah seorang keluarga yang beranggotakan Ayah,Bunda,dan Adel.
Ayah yang selalu sibuk bekerja dan pergi ke luar kota menyebabkan Bunda dan Adel tinggal berdua di rumah.
Adel yang bersifat baik tetapi sering berkelakuan manja sehingga sering sekali meminta hal yang tidak bisa bundanya belikan. Bundanya selalu berusaha untuk tidak memanjakan Adel tetapi sifatnya sangat sulit untuk di rubah.
Setiap ada handphone keluaran baru, Adel selalu minta belikan kepada bundanya dan bundanya menurutinya ketika bunda punya uang kalau bunda tidak punya uang maka bunda tidak membelikan keinginan Adel.
Pada saat Adel di sekolah dan mulai memasuki kelasnya, di kelasnya terlihat banyak teman-temmannya yang mengerubungi Vika,  Adelpun penasaran dan melihat ada apa dengan Vika. Ternyata Vika mempunyai handphone keluaran baru dan canggih. Adel juga ingin mempunyai handphone baru tapi takut sama bundanya tidak di belikan.
Saat melihat Adel, Rila yang juga teman Adel menghampirinya dan bertanya kepada Adel.
“Vika mempunyai handphone baru Del, canggih lagi pokoknya bagus dehh ! Kamu udah punya belum “  tanya Rila kepada Adel.
“Belum, nanti aku mau minta belikan aja ke bunda”  jawab Adel.
Saat pulang sekolah, Adel segera pulang ke rumah. Ketika sampai di rumah Adel langsung memanggil bundanya.
“Bundaa..bunda..” teriak Adel .
“Ada apa sih teriak-teriak” jawab bunda.
 “Bunda, Adel  mau ganti handphone yang baru, teman Adel sudah beli masak Adel belum sih” ucap Adel kepada bunda.
“Bunda masih belum punya uang Del. Lagi pula kamu kan sudah beli handphone 3 bulan yang lalu, masak mau ganti lagi” sahut bunda.
“Pokoknya Adel mau ganti handphone baru bunda” rengek Adel
“Kalau tidak ya tidak Adel” ucap bunda.
Adel yang kesal sama bundanya langsung masuk ke kamar dan tidak mau makan sebelum di belikan handphone oleh bundanya. Bunda  menyuruh Adel makan tetapi Adel tidak mau.
“Adel sayang ayo makan dulu nanti sakit” ucap bunda kepada Adel yang berada di dalam kamar.
“Gak mau Adel gak mau makan sebelum di belikan handphone baru” teriak Adel
“Iya nanti kalau bunda sudah punya uang, bunda belikan handphone baru” sahut bunda.
Akhirnya Adel mau keluar dan makan. Ketika di ruang makan Adel bertanya kepada bunda.
“Bunda, kapan Adel yang mau di belikan handphone?” ucap Adel
“Nanti kalau bunda sudah punya uang ya” ujar bunda
Adel masih tidak mau kalau bundanya masih belum pasti untuk membelikannya handphone baru atau tidak. Akhirnya ketika selesai makan Adel mempunyai rencana.
“Ahaa aku punya ide. Aku akan ceburin handphoneku ke air dan ahandphoneku akan rusak, jadi bunda akan membelikanku handphone baru” ucap Adel dalam hati
Akhirnya Adel menjalankan rencananya. Pertama Adel pura-pura mau buang air kecil ke kamar mandi dan pada saat itu juga Adel menceburkan handphonenya ke dalam air sehingga handphonenya rusak. Adelpun menghampiri bundanya yang ada di dapur.
“Bundaa handphone Adel rusak tadi tercebur di bak mandi. Gimana ini bundaa, belikan yang baru ya bunda” ujar Adel kepada bundanya yang sedang mencuci piring.
“Kok bisa tercebur air sih Del. Kamu sih gak hati-hati, bunda sekarang masih tidak punya uang jadi kamu gak usah pg=egang handphone dulu. Lagi pula handphone itu rusak gara-gara kamu juga” jawab bunda.
“Bunda kok gitu sihh, Adel gak mau kalau gak pegang handphone” ucap Adel.
Dengan perasaan menyesal karena merusak handphonenya maka Adelpun masuk ke kamarnya. Dan keesokan harinya di sekolah Adel tidak memegang handphone karena handphonenya rusak. Rilapun bertanya pada Adel.
“Adel kenapa kamu tidak memegang handphone” Tanya Rila
“Handphoneku rusak” jawab Adel singkat
Saat pulang sekolah Adel benar-benar kesal terhadap bundanya dan ketika sampai di rumah Adel langsung masuk kamarnya.
Adel yang semula nonton televise di kamarnya, tiba-tiba mendengar suara gelas jatuh. Adel kaget dan mengira bahwa itu ulah kucing.
Ketika Adel keluar kamar dan hendak mengambil minuman yang ada di ruang tamu, betapa terkejutnya Adel melihat bundanya terbaring di sofa ruang tamu. Adel kaget dan langsung menghampiri bundanya yang sudah lemas, dan pada saat itu juga Adel melihat ada sebuah kertas yang ada di bawah meja, diambillah kertas tersebut dan di bacanya. Alangkah terkejutnya Adel kletika membaca tulisan yang ada di kertas tersebut yang bertuliskan bahwa bundanya mengidap penyakit kanker rahim stadium 2.
“Bundaaa jangan tinggalin Adel bundaa, Adel minta maaf  karena Adel sering nyusahin bunda..bunda bangun bundaaa bangun” teriak Adel
Adel langsung menangis dan memeluk bundanya dan segera keluar rumah dan meminta tolong kepada tetangga-tetangga di sekitarnya. Pada saat itu Adel sangat panik dan sedih melihat bundanya di bawa ke rumah sakit.
Adelpun menelpon ayahnya dan membertahu bahwa bunda masuk rumah sakit. Ayahnya yang sedang bekerja di luar kota langsung menyusul bunda yang ada di rumah sakit.
“Halo ayah, ayah bunda yah, bunda pingsan dan masuk rumah sakit” suara Adel di telepon sambil menangis
“Emang kenapa bunda Del ada apa sama bunda Del” jawab ayah
“Pokoknya ayah cepet pulang deh kasian bunda yah” ucap Adel yang sambil menangis  semakin menjadi-jadi
“Iya iya ayah akan pulang sekarang juga” ucap ayah dan Adel segera menutup teleponnya dan pergi ke rumah sakit beserta salah satu tetangganya.
Ketika di rumah sakit Adel selalu menunggu bunda dan ketika bunda sadar, Adel langsung memeluk bundanya dan meminta maaf kepada bundanya.
“Bunda, Adel minta maaf selama ini Adel sering nyusahin bunda. Minta belikan ini dan itu. Adel janji bahwa Adel tidak akan nyusahin bunda lagi” ucap Adel
“Iya Adel, bunda gak marah sama Adel asalkan Adel berubah ya sikapnya” ucap bunda
“Iya bunda Adel janji bunda kalau Adel akan berubah. Terimakasih bunda, bunda baik banget” ujar adel sambil memeluk bundanya.
Ketika bundanya keluar dari rumah sakit, Adel selalu menemani bundanya jika periksa dan berobat ke dokter. Setelah beberapa bulan, bundapun sembuh dan bebas dari kanker rahim.

Saat bunda sehat kembali, bunda selalu mengajari Adel bgaimana bersikap lebih baik dan cara menabung.  Adelpun berubah sikap menjadi lebih baik dan tidak manja lagi. Bahkan Adel selalu mendapatkan nilai tertinggi di kelasnya.Adelpun mengerti akan ketidakmampuan orang tuanya untuk menuruti semua keinginannya dan  Adel sangat berterimakasih kepada bundanya karena bundanya sudah mengajarkan Adel tentang segala hal. “Terimakasih Bunda”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar