Selasa, 17 Maret 2015

Cerpen Bahasa Indonesia

         Sahabat
Rila dan Santi bersahabat mulai dari kelas 6 SD. Mereka selalu bersama dan bercerita jika mempunyai masalah. Walaupun mereka pernah bermusuhan tetapi tak satupun rahasia Rila di bicarakan oleh Santi, karena Santi tahu bahwa seorang sahabat yang baik tidak akan menjelek-jelekkan sahabatnya kepada orang lain semarah apapun dia.
Tidak lama mereka bermusuhan,paling lama 2 hari dan mereka baikan kembali. Setelah kejadian permusuhan yang di sebabkan ada yang ingin merusak persahabatan mereka, akhirnya mereka berjanji untuk selalu bersama.
“Sinta, kita harus berjanji untuk selalu bersama dalam keadaan apapun. Meskipun kita sudah tidak bersama lagi, tetapi kita harus tetap bersama” ujar Rila berharap
“Iya Ril, aku janji kok kalau kita akan bersama dalam keadaan apapun” ucap Santi tersenyum.
Kedua sahabat itupun selalu bersama hingga akhirnya masuk Sekolah Menengah Pertama.
“Sinta, kamu di terima di SMP mana ? kalau aku di terima di SMPN 2 Bangkalan” ujar Rila dengan wajah gembira.


“Aku juga di terima di SMPN 2 Bangkalan. Jadi kita bisa selalu bersama” ujar Santi senang.
Pada saat itu juga ada Tes IQ untuk menguji kecerdasan siswa baru di SMPN 2 Bangkalan. Setelah beberapa hari kemudian, hasil Tes IQ d bacakan oleh guru agar siswa mengetahui di kelas manakah ia akan belajar.
Kini saatnya hasil Tes IQ di bacakan, satu persatu namapun di panggil beserta dimana kelas barunya. Dan setelah terbaca semua, kedua sahabat itupun bergembira karena mereka tetap di kelas VIII-D dan mereka tetap satu kelas.
Singkat waktu, merekapun telah menjalani kelas VII, saat ini mereka harus menjalani kelas VIII. Mereka kembali khawatir dan pada saat kertas yang bertuliskan nama-nama siswa kelas VII-D yang lama dan kelas baru yang akan di tempati di kelas VIII, Dengan gugup mereka mencari nama mereka di kertas itu dan alangkah senangnya mereka tertulis di kelas VIII-D akhirnya merekapun satu kelas kembali.
Mereka sangat senang karena dari kelas VII sampai kelas VIII mereka tetap bersama.
Singkat waktu, akhirnya merekapun menerima rapot dan naik ke kelas IX.
Saat liburan kenaikan kelas mereka selalu bermain bersama.
Liburan pun berakhir kini saatnya murid-murid masuk sekolah kembali, bagitupun dengan Rila dan Santi. Mereka sudah tidak sabar untuk belajar. Namun di balik kesenangan itu ada kekhawatiran, karena takut akan terpisah dengan sahabatnya.
Rila penasaran akan masuk ke kelas manakah dia dan sahabatnya. Saat kertas yang bertuliskan nama-nama murid yang akan menempati kelas tersebut di tempel, dengan gugup Rila dan Santi mencari nama mereka di kelas IX-D. Namun hanya nama Rila yang tertulis bahwa Rila masuk kelas IX-D.
“Aku di kelas IX-D kamu dimana ?”  ucap Rila senang.
“Aku di kelas IX-F, dan kita kitak satu kelas lagi”  ujar Santi sedih.
“Sudahlah kita kan selalu bersama walaupun kita sudah tidak satu kelas lagi” ujar Rila tersenyum.
Setelah beberapa lama kemudian, sikap Santi berubah kepada Rila. Santi seakan tidak menganggap Rila sebagai sahabatnya lagi, bahkan Rila menyapa Santi, tetapi Santi tidak menjawab sapaan dari Rila. Rila tidak kuat dengan sikap Santi yang berubah terhadap Rila, akhirnya Rila menghampiri Santi.
“Santi aku bingung denganmu mengapa kamu berubah sikap terhadapku, apakah aku punya salah yang membuat hatimu marah ke aku ? sehingga kamu cuekin aku bahkan aku menyapa ke kamu tapi kamu tidak menjawab” Tanya Rila sedih.
“Tidak aku tidak berubah, aku masih tetap Santi yang dulu” ujar Santi.
“Tidak Santi, kamu berubah kenapa kamu jadi gini apakah kamu sudah tidak menganggap aku sahabatmu lagi” ucap Rila.
“Aku minta maaf  Rila aku sudah bersikap bodoh, aku berfikir kalau kamu akan sibuk dengan urusanmu karena karena kamu berada di kelas unggulan, sehingga tidak punya waktu untuk bersahabat denganku lagi” ucap Santi sambil menangis.
“Santi meskipun kita tidak satu kelas lagi tetapi kita akan selalu bersama, kita akan selalu menjadi sahabat” ucap Rila.
“Makasih Rila kamu sungguh baik. Mulai sekarang aku janji tidak akan mengulangi kesalahanku lagi” ujar Santi tersenyum.

Akhirnya merekapun menjadi sahabat selamanya sampai kapanpun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar